Pernah suatu kali ada
seorang pelatih olahraga dengan bersemangat berpidato di depan timnya : MUSUH
DARI HEBAT ADALAH BAGUS! (the enemy of GREAT is GOOD)
Pernyataan sederhana itu
mengandung kebijaksanaan yang luar biasa. Selama kita merasa puas dengan yang
bagus, kita tidak akan pernah menjadi yang hebat. Kalau kita cepat puas, kita akan berhenti untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi dan celakanya kitapun ikut berhenti belajar mencari sesuatu yang bisa memberikan nilai tambah pada hal-hal baru. Artikel terkait 7 CIRI SUKSES DALAM DIRI ANDA.
Penulis Inggris, Somerset
Maugham, pernah mengatakan, "Yang menarik dari kehidupan adalah jika anda
menginginkan hanya yang terbaik, biasanya anda akan mendapatkannya."
Sebaliknya juga benar. Jika
anda menginginkan kehidupan yang biasa-biasa atau seadanya, anda juga akan
mencapainya. Sejumlah orang menjalani kehidupan tanpa menyadari adanya
"alasan" yang membebani mereka. Beberapa orang lain menyadarinya,
tetapi terus memelihara "alasan" tersebut.
Mengapa? Karena
"alasan" tersebut memberikan zona nyaman, dimana pencapaian seadanya
bisa diterima umum.
Mereka dengan rela
memelihara berbagai "alasan" tersebut karena hal itu memungkinkan
mereka menyerahkan tanggung jawab atas kesuksesan mereka kepada orang lain,
sekaligus menimpakan kesalahan atas kegagalan mereka pada orang lain. Mereka
punya alasan "yang masuk akal" untuk setiap hal dalam kehidupan
mereka. Kebanyakan orang takut untuk merubah sesuatu yang sudah nyaman dinikmati saat ini, mereka sangat tidak ingin merubah atau berubah keadaan yang telah mereka rasakan nyaman tersebut.
Tetapi, jika kita tiba-tiba
tidak memiliki alasan apa pun untuk membenarkan pencapaian kita yang seadanya,
hanya tersisa dua pilihan sederhana :
1.
Menerima 100% tanggung jawab atas situasi di sekitar kita dan mulai melakukan
perubahan (kesuksesan!)
2. Menerima bahwa kita tidak mampu mengendalikan kehidupan dan menyerah pasrah
(kegagalan!)
Jika dihadapkan pada dua
pilihan ini, berubah atau menyerah, tampaknya cukup jelas mana yang seharusnya
kita pilih.
Tetapi sayangnya,
"alasan" menyediakan pilihan ke-3. Sebuah pilihan yang akibatnya
lebih parah daripada kegagalan itu sendiri, yaitu : PENCAPAIAN SEADANYA.
"Alasan" seakan
mengubah kita dari orang yang punya niat baik (untuk berubah), tetapi
"terpaksa" menjadi korban nasib yang kejam. Kita sebetulnya ingin
menjadi hebat, tetapi tidak bisa. Kita ingin mencapai sasaran yang bagus, tetapi
tidak mampu melakukannya. Kita tidak memiliki kesempatan, tidak punya gen,
keturunan atau bakat sukses, tidak punya nasib baik.... dan seribu satu alasan
lain.... yang membuat kita "harus" puas dengan apa adanya yang bisa
kita dapatkan.
Pilihan ketiga itu...
PENCAPAIAN SEADANYA (BIASA-BIASA SAJA)... bahkan lebih buruk daripada kegagalan
total.
Bila jatuh ke dasar, paling
tidak akan memaksa kita untuk melihat kembali keadaan kita, dan
mempertimbangkan pilihan-pilihan lain. Ketika anda menumbuk dasar dan mendapati
diri anda pada titik terendah kehidupan, hanya ada satu jalan yang harus dituju
: NAIK.
Penderitaan, kegagalan
total, atau kehancuran mutlak menciptakan situasi LAKUKAN ATAU MATI, yang akan
memaksa kita bertindak. LAKUKAN YANG ANDA SUKAI DAN RAIH KESUKSESAN HIDUP.
Namun tidak begitu dengan
pencapaian seadanya. Bahaya terbesar dari pencapaian seadanya adalah bahwa HAL
ITU BISA DITOLERANSI. Kita bisa "nyaman" hidup di tengahnya dan
terbiasa dengannya.
PENCAPAIAN SEADANYA ini
mungkin terasa mengganggu, atau kadang terasa cukup menyakitkan begitu
disadari. Tetapi seringkali tidak pernah cukup membuat frustasi, untuk membuat
kita memutuskan melakukan perubahan.
Hal yang ini seringkali kita temui dilingkungan kita tinggal bisa jadi itu adalah keluarga, teman, tetangga, rekan kerja dan seterusnya. Apakah anda kenal seseorang
yang berada dalam situasi seperti itu?
Bagaimana dengan anda
sendiri ?
Add caption |
Artikel lainnya :
- 5 FAKTA SUKSES
- MOBIL TERCEPAT DI DUNIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar