![]() |
Add caption |
Tulisan berikut ini merupakan kisah yang penuh inspirasi serta memberikan motivasi dan spirit untuk pembaca semua. Berikut kisahnya, seorang konsultan dibidang manajemen dan pengembangan diri tengah
melakukan survey di sebuah perusahaan retail untuk mengetahui apa alasan yang menyebabkan para karyawan betah bekerja di perusahaan tersebut.
“Saya
mau bekerja di perusahaan ini, karena jenjang karirnya jelas,” jawab
seorang pemuda yang sudah lebih dari 10 tahun bergabung di perusahaan itu.
“Saya bisa bertahan hingga 12 tahun di perusahaan ini karena suasana kerjanya sangat kekeluargaan.”
“Kejujuran
dan etika usaha yang bersih yang membuat saya tidak berpikir untuk
pindah ke perusahaan lain,” tutur seorang bapak yang sudah 15 tahun
bekerja di bagian pemasaran.
“Saya senang bekerja di sini
karena imbalan dan fasilitas yang diberikan sangat menarik dan
bersaing jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.”
“Saya
mau terus bekerja di perusahaan ini karena sepasang sepatu bola,”
ungkap seorang ibu bernama Helena yang membuat si penanya menjadi penasaran dan ingin tahu penjelasannya.
Helena
bercerita bahwa mula-mula ia bekerja sebagai karyawati biasa di bagian
operasional yang tugasnya menjaga toko dan melayani konsumen. Suatu
hari ketika ia tengah istirahat makan siang di ruang kerjanya, tiba-tiba
telepon berdering yang ternyata dari anak laki-laki satu-satunya yang
bernama William. Ia minta dibelikan sepasang sepatu bola karena hari
Minggu nanti akan ada pertandingan di sekolahnya. Waktu itu Helena
benar-benar kebingungan untuk memenuhi permintaan anaknya, sebab waktu
itu masih tanggung bulan dan gajinya sudah habis untuk memenuhi
kebutuhan hidup lainnya yang lebih penting.
“Sabar ya
sayang, nanti kalau mama sudah punya uang pasti mama belikan,” jawab
Helena untuk memberi pengertian kepada anaknya yang menjadi
tanggungannya sejak suaminya meninggal beberapa waktu yang lalu.
Keesokan
harinya ketika Helena baru saja tiba di tempat kerjanya, tiba-tiba ada
panggilan dari Jessica, atasannya di perusahaan itu, yang meminta Helena
untuk menghadap ke ruangannya.
“Ada apa gerangan?” pikir
Helena dengan rasa takut. Sambil berjalan menuju ke ruangan Jessica,
Helena terus menerka-nerka tentang kesalahan apa yang telah
diperbuatnya kemarin sehingga pagi-pagi sudah dipanggil menghadap
atasannya.
Ketika sudah bertemu dengan Jessica, semua
ketakutan Helena sirna, ternyata atasannya bukan ingin menghukum atau
memarahi Helena, namun sebaliknya ia memperoleh sebuah bingkisan dari Jessica.
![]() |
Add caption |
“Tolong
berikan sepatu bola ini untuk anakmu,” kata Jessica, “saya kebetulan
kemarin mendengar percakapanmu melalui telepon. Selama ini saya belum
bisa berbuat banyak kepada kamu, meskipun kamu telah bekerja dengan baik
dan sangat membantu tugas-tugas saya di perusahaan. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini saya ingin membantu meringankan kesulitan
kamu. Jangan biarkan anakmu kecewa dan sedih gara-gara ia tidak punya
sepatu untuk bertanding.” Sambil berurai air mata karena terharu,
Helena mengucapkan terima kasih kepada Jessica, pimpinannya yang bijak
dan penuh pengertian itu.
“Karena sepasang sepatu bola
itulah, yang membuat saya mau terus bekerja di perusahaan ini,” ungkap
Helena sambil mengenang saat-saat bahagia dan penuh kasih itu.
Membaca
kisah kebaikan Jessica kepada bawahannya itu, membuat saya malu
kepada diri sendiri karena selama ini saya belum bisa berbuat banyak
kepada orang-orang yang telah membantu saya di tempat kerja. Sebagai
seorang atasan, saya lebih banyak menuntut daripada memberi, lebih
banyak mencaci-maki daripada memuji.
Semoga saja tindakan Jessica yang penuh kasih ini, bisa tersebar dan dibaca oleh lebih banyak orang agar muncul lebih banyak Jessica-Jessica yang lain yang sangat dibutuhkan oleh para pekerja di negeri kita tercinta ini yang tidak hanya lapar akan sandang dan pangan, tetapi juga haus akan perhatian.
Semoga saja tindakan Jessica yang penuh kasih ini, bisa tersebar dan dibaca oleh lebih banyak orang agar muncul lebih banyak Jessica-Jessica yang lain yang sangat dibutuhkan oleh para pekerja di negeri kita tercinta ini yang tidak hanya lapar akan sandang dan pangan, tetapi juga haus akan perhatian.
GOLDEN WORDS :
"Banyak
orang mau berkorban demi uang, tetapi jauh lebih banyak lagi orang yang
mau berkorban demi seorang pemimpin yang bijaksana"
![]() |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar